Jumat, 02 Mei 2014

Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Leave a Comment
Kewajiban Anak Kedapa Orang Tua
 
Dari beberapa sumber yang telah saya baca dan analisa, ada berbagai aspek kewajiban anak terhadap orang tuanya namun apa yang mereka tuliskan mengenai materi ini memiliki tujuan dan isiyang sama.
Apa tujuan saya dan mereka menulis artikel tentang KEWAJIBAN SEORANG ANAK TERHADAP ORANG TUANYA ini?
Tujuan kita menuliskan artikel ini adalah agar pembaca mengetahui dan lebih menghargai orang yang lebih tua khususnya orang tuanya sendiri. Baik yang masih hidup di dunia maupun yang telah meninggal dunia.
Berikut Kewajiban-Kewajiban Seorang Anak Pada Orang Tua :
 
A.SELAGI MASIH HIDUP DI DUNIA
 
1.Menaati Orangtua
Mengapa kita harus menaati orang tua? Karena orang tua kita telah mengalami kehidupan sebelum kita dilahirkan, jelas mereka lebih berpengalaman dan lebih tau apa yang baik dan apa yang buruk.
Dalam Surat Al-Israa Ayat 23-24
 
 Artinya : “Jika salah seorang diantara keduanya/kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.  (Qs.Al Israa’: 23-24).
 
2.Berbakti dan Merendah di Hadapan Orang Tua
janganlah sekali-kali kamu menyombongkan apa yang kamu punya pada orang tuamu, sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang yang sombong apalagi terhadap orang tuanya sendiri. Karena kamu tidak akan ada di dunia selain karena izin Allah dan melalui orang tuamu, maka merendahlah di hadapan orang tuamu.
 
 
Artinya:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu (Qs. Luqman: 14)
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun
 
3. Merawat Orang Tua
Jika salah satu atau kedua orang tua mu telah berusia lanjut/mengalami sakit seperti yang telah di sebutkan di dalil di atas sebelumnya
“Jika salah seorang diantara keduanya/kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.  (Qs.Al Israa’: 23-24).
Maka, rawatlah mereka dengan sepenuh hati. Janganlah mengeluh karna mereka tak pernah mengeluh saat membesarkanmu dahulu. Dan Allah akan membalas kebaikan dan ketulusanmu kelak.

4. Mendo'akan Orang Tua
Do'akan selalu orang tuamu, karna mereka tidak pernah lupa mendo'akanmu dari sebelum kamu lahir sampai mereka tidak sanggup untuk membaca do'a, sesungguhnya mereka mendo'akan dalam hati.
Do'a untuk orang tua : “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.  (Qs.Al Israa: 24)
 
5. Meminta izin Sebelum Melakukan Sesuatu
Izin kepada orangtua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua?” Laki-laki tersebut menjawab, “Masih”. Beliau bersabda, “Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Pada zaman sekarang karena berjihad tidak lagi dengan cara mengankat pedang, kita harus meminta izin kepada orang tua kita untuk melakukan segala sesuatu.
 
6.Memenuhi sumpah/Nazar kedua orangtua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak&kewajiban mereka.

7. Mendahulukan Ibu
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
 Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, “Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”

8. MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA
Bagaimana cara membahagiakan orang tua? Caranya dengan melakukan kewajiban-kewajiban di atas, dengan itu semua orang tua akan sangat bahagia sekali. Tapi sebenarnya orang tua kalian akan bahagia jika melihat kalian tersenyum, dan bahagia. Apalagi jika kita menjadi Anak yang sukses dan berprestasi, orang tua akan bahagia dengan adanya kalian.
 
 
B. KETIKA TELAH MENINGGAL DUNIA
 
1.Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya
karena hal ini merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya. Menguburkan jenazah orang muslim harus disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda. Mungkin kita dapat menundanya untuk waktu yang tidak terlalu lama.
 
2.Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua 
karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
 
3. Menunaikan janji dan wasiat
kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
 
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua 
Rasulullah, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
 
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah 
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban)
 
6. Mendoakan kedua orangtua 
Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya ketika seorang hamba meninggal dunia maka putuslah segala amalnya kecuali:
-          ilmu yang bermanfaat,
-          amal jariyah,
-          anak sholeh yang mendoakan keduanya.
      Pengertian anak dalam hadist ini bukan sekadar anak kandung, tetapi juga anak tiri, anak angkat, atau anak muslim. Jadi bagi mereka yang tidak ada mempunyai anak kandung tidak usah khawatir. Agar anak itu mendoakan orangtua  baik ketika hidup maupun sudah meninggal, maka tentu saja orangtua harus menunaikan kewajibannya sebagai orangtua. Bukankah ketika kita berdoa, kita diajarkan untuk mendoakan diri sendiri, orangtua dan kaum muslimin.
7. Membayarkan hutang-hutang keduanya
Hutang adalah salah satu hal yang harus segera ditunaikan ketika kita mampu membayarkan. Tidak boleh ditunda-tunda. Oleh sebab itu, jika kita mengetahui orangtua kita meninggalkan hutang segera kita melunasinya jika kita mampu.
Ada dua perbuatan yang negatif yang akan segera dibalas oleh Allah di dunia. Salah satu diantaranya adalah durhaka kepada kedua orangtua. Agar kita terhindar dari perbuatan itu maka ada baiknya kita memahami bentuk-bentuk durhaka kepada orangtua.
Diantara bentuk bentuk durhaka (uquq) adalah:
a.       Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
b.      Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua
c.       Membentak atau menghardik orang tua
d.      Melaknat dan mencaci kedua orang tua
e.       Bakhil (pelit) tidak mengurusi orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
f.       Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, kolot, dll.
g.      Menyuruh orang tua
h.      Menyebutkan kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua
i.        Mendahulukan taat kepada istri daripada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya na’udzubillah.
j.        Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista. Sebab sebab anak durhaka kepada orang tua adalah :
1. Karena kebodohan
2. Jeleknya pendidikan orang tua dalam mendidik anak
3. Paradoks, orang tua menyuruh anak berbuat baik tapi orang tua tidak berbuat
4. Bapak dan ibunya dahulu pernah durhaka kepada orang tua sehingga dibalas oleh anaknya
5. Orang tua tidak membantu anak dalam berbuat kebajikan
6. Jeleknya akhlak istri


 Semoga bermanfaat dan membuat pembaca menjadi lebih sayang kepada orang tua :)

0 komentar:

Posting Komentar